Perlu Solusi Transportasi Indonesia untuk Paramedis COVID-19

Pandemi COVID-19 telah menjadi
masalah serius di berbagai belahan dunia dewasa ini. Sejak muncul pada
akhir 2019 lalu, virus corona telah menginfeksi jutaan jiwa dengan angka
kematian
yang mencapai ratusan ribu. Di Indonesia, angka kematian karena virus
corona masih tinggi dengan prosentase pasien yang terinfeksi. Demi
menanggulangi penyebaran yang lebih luas, tenaga medis rela berjuang di
garda terdepan.
Oleh sebab itu, KEMENPAREKRAF merealisasikan pemberian solusi transportasi Indonesia untuk mobilisasi tenaga medis.
Pemerintah wajib memberikan
fasilitas kepada tenaga medis yang menanggulangi pasien virus corona
yang semakin membludak antara lain menyediakan APD, insentif tambahan,
penyediaan fasilitas
penginapan, dan transportasi yang memadai. Kenapa perlu apresiasi yang
baik untuk para tim medis yang rela berjuang di baris terdepan? Berikut
rangkuman mengenai pengorbanan tim medis untuk mengobati pasien COVID-19
yang wajib
Anda ketahui!
1. Rela meninggalkan rumah dan keluarga
Virus corona bisa menular
lebih cepat karena telah mengalami mutasi di Indonesia. Guna
meminimalisir risiko penyebaran yang lebih luas, tim medis rela
meninggalkan rumah dan keluarga
dalam waktu lama. Mereka tidak ingin menjadi carrier atau pembawa virus yang bisa menularkan penyakit pada orang-orang tercinta di rumah. Sampai pertengahan tahun
sejak virus corona melanda seluruh dunia, tidak ada kepastian kapan virus corona akan berakhir atau penemuan vaksin virus ini.
2. Butuh perjuangan dan pengorbanan untuk pulang ke rumah
Aktivitas rutin tidak bisa
lagi dilakukan lebih cepat sebab tim medis harus melepas baju,
menggunakan desinfektan atau permukaan benda yang telah disentuh. Tentu
mereka butuh waktu
lebih lama hingga yakin bersih atau terbebas dari virus yang menempel di
permukaan benda.
Jika khawatir menulari orang
terdekat, tenaga paramedis rela tinggal di penginapan atau hotel khusus
selama pandemi. Pemerintah menyediakan Toyota & SERA sebagai kendaraan transportasi yang mendukung mobilitas harian.
3. Membuat Surat Wasiat dan Surat Kuasa
Rela berkorban memang sudah
menjadi kewajiban seorang tenaga medis. Siap atau tidak siap, mereka
harus menghadapi kemungkinan terpapar virus corona. Banyak perawat dan
dokter yang
telah gugur selama menangani pasien virus corona. Risiko terpapar virus
hingga alami kelelahan akibat jam kerja yang semakin padat membuat para
tenaga medis harus siap menghadapi risiko.
Mereka juga telah menyiapkan
diri jika tertular virus hingga alami risiko terburuk yaitu kematian.
Para dokter dan perawat siap melakoni risiko terakhir dengan menyiapkan
Surat Wasiat
dan Surat Kuasa untuk keluarga tercinta. Bisakah Anda membayangkan
bagaimana rasa haru tersebut?
4. Minim fasilitas APD atau pengujian kesehatan lebih layak
Kasus pasien terinfeksi virus
terus meningkat, tetapi pengujian kesehatan paramedis masih minim.
Keterbatasan fasilitas APD mungkin masih menjadi momok yang menakutkan.
Paramedis butuh
pengujian kesehatan lebih sering minimal seminggu sekali. Pengorbanan
para tenaga medis yang siap lembur saat ada lonjakan kasus pasien
terkonfirmasi positif hingga jalani isolasi yang tak kalah ekstrem bisa
saja terjadi.
Demi memberikan fasilitas yang
lebih baik untuk tenaga medis di Indonesia, KEMENPAREKRAF memberikan
fasilitas tempat tinggal sementara yang layak. Selain itu, sarana
transportasi mandiri
bisa mencegah risiko penularan virus lebih cepat bila menggunakan
kendaraan umum.
Dengan solusi transportasi Indonesia yang dilengkapi
sopir kredibel yang menggunakan APD bisa mendukung kelangsungan hidup
dan kenyamanan tenaga medis. Unit transportasi siap
membantu mobilisasi paramedis sesuai aturan PSBB yang berlaku. Yuk,
hargai pengorbanan tenaga medis dengan apresiasi setinggi-tingginya!